Pengalaman Nulis di IDN Times dengan Gaji 1 Juta Pertama

Bagikan Artikel Ini:

Nggak pernah kebayang sebelumnya, kalau dari iseng nulis artikel di tengah malam, aku bisa dapet gajian sejuta rupiah ke rekening. Ini adalah pengalaman nulis di IDN Times, yang merupakan salah satu platform media digital ala GenZ.

Iya, nulis artikel di IDN Times media online yang ternyata ngasih ruang buat siapa pun buat jadi kontributor. Ini kisahku, dari yang awalnya cuma gabut sampai akhirnya bisa dapat bayaran dari hasil cerita sendiri.

Sebelum lanjut, baca juga artikel pengalaman Berawal Gabut, Ternyata Nulis di Medium Dibayar Dollar

 

Awal Mula Pengalaman Nulis di IDN Times

Semua berawal dari rasa gabut yang nggak ketulungan. Pandemi baru mereda, job freelance mandek, dompet mulai nyanyi lagu sendu. Di tengah scroll medsos, aku lihat satu thread di Twitter soal IDN Times yang membuka peluang buat jadi kontributor. Katanya bisa dapet uang dari menulis.

Awalnya cuma mikir, “Ah, coba-coba aja lah. Toh, nulis doang, kan?” Aku pun langsung buka https://community.idntimes.com, daftar, dan mulai ngulik. Prosesnya gampang banget, kayak daftar akun media sosial. Setelah isi data diri, foto profil, dan sedikit bio, aku resmi jadi kontributor pemula.

Artikel Pertama Gagal Tayang, Tapi…

Dengan semangat membara, aku nulis artikel pertamaku berjudul “7 Hal Receh yang Bikin Kangen Masa SD”. Isinya tentang nostalgia waktu kecil, mulai dari main layang-layang sampai main kelereng.

Eh, tiga hari berselang, masuk notifikasi yang bikin hati menciut: “Maaf, artikel kamu belum bisa kami tayangkan“.

Hancur? Jelas. Tapi ternyata bukan dari sebuah akhir. Di bawah notifikasi itu, ada catatan dari editor:

“Silakan perbaiki gaya penulisan agar lebih cocok untuk audiens muda. Sebaiknya gunakan format poin dan hindari menyisipkan opini pribadi secara berlebihan.”

Itu tamparan halus yang bikin aku mikir, “Oke, kalau mau dapet cuan dari tulisan, aku harus revisi ulang artikelku.”

Belajar dan Menulis Ulang

Belajar dari pengalaman sebelumnya, aku mulai lagi dengan artikel baru berjudul “5 Kebiasaan Pagi yang Bikin Harimu Lebih Produktif”. Semua saran dari editor aku terapin satu per satu seperti:

  • Menggunakan listicle (poin-poin)
  • Menambahkan fakta ringan dan tips praktis
  • Memakai gaya bahasa santai dan jelas

Tiga hari setelah submit, akhirnya artikelku berhasi tayang juga! Rasanya kayak nemu jawaban soal susah tanpa nyontek pas ujian.

Konsistensi Nulis di IDN Times

Setelah satu artikel tayang, semangatku naik drastis. Aku mulai nargetin nulis 3 artikel per minggu. Topik yang aku pilih seputar:

  • Gaya hidup anak muda
  • Relationship ringan
  • Keseharian yang relatable
  • Tips produktivitas
  • Insight dari pengalaman pribadi

Menulis di IDN Times bukan soal sekadar menulis. Tapi belajar gimana menyampaikan ide ke ribuan pembaca dari berbagai latar belakang.

Mulai Ngumpulin Poin Demi Poin

Di IDN Times, setiap kali tulisanku berhasil dipublikasikan, poin otomatis masuk ke dashboard. Yang bikin seru, jumlah pembaca ikut menentukan berapa banyak poin yang bisa dikumpulin. Kurang lebih, sistemnya kayak gini:

  • 1 artikel = poin dasar
  • Ditambah bonus view kalau artikelnya rame
  • Poin bisa ditukar uang (GoPay atau transfer)

Awalnya dapet 300 poin, lalu 500, sampai akhirnya tembus 10.000 poin. Aku tarik, dan masuklah gaji pertamaku dari IDN Times: Rp1.000.000!

Rasanya Dapet Gaji Pertama dari Menulis

Sejuta pertama dari hasil nulis itu beda banget rasanya. Bukan cuma nominalnya, tapi makna di balik prosesnya. Uang itu aku pakai buat traktir temen, sisanya buat beli buku dan top up kuota (buat nulis lagi, tentu saja).

Yang lebih penting, aku sadar kalau:

  • Menulis bisa jadi skill yang menghasilkan
  • Nggak butuh koneksi, cuma kemauan dan konsistensi
  • Setiap artikel adalah portofolio
  • Menulis bisa jadi jalan menuju peluang yang lebih besar

Tips Biar Lolos dan Sukses di IDN Times

Setelah beberapa bulan nulis di IDN Times, ini hal-hal penting yang aku pelajari:

1. Pelajari Gaya Bahasa IDN Times

Umumnya, IDN Times mengutamakan konten yang simple, enak dibaca, dan punya judul yang nge-hook. Hindari penggunaan istilah rumit dan paragraf yang terlalu panjang biar nggak bikin pembaca kabur duluan.

2. Judul Itu Segalanya

Bikin judul yang mengundang klik tapi tetap relevan, misalnya:

  • “5 Kebiasaan Sepele yang Diam-diam Bikin Kamu Overthinking”
  • “7 Tanda Kamu Butuh Liburan, Tapi Nggak Sadar”

3. Listicle Lebih Disukai

Struktur artikel dengan poin-poin jelas lebih mudah dipahami dan biasanya lebih cepat disetujui.

4. Riset dan Tulis yang Kamu Tahu

Hindari cuma comot tulisan dari internet. Lebih baik tulis dari sudut pandang sendiri atau cerita yang emang kamu alami.

5. Konsisten Upload Artikel

Minimal 2 artikel per minggu. Semakin aktif, semakin besar peluang jadi kontributor unggulan.

Baca juga artikel Pengalaman Beli iPhone 11 Murah di PStore

Penutup: Menulis Itu Jalan, Bukan Tujuan

Dulu aku pikir menulis cuma hobi. Tapi setelah nulis di IDN Times, aku sadar: menulis itu bisa jadi jalan menuju banyak hal penghasilan, portofolio, koneksi, bahkan rasa percaya diri.

Jangan tunda-tunda kalau emang suka nulis. Banyak platform, termasuk IDN Times, yang terbuka buat para penulis baru. Kadang, yang dibutuhin cuma keberanian buat menulis kalimat pertama.

Bagikan Artikel Ini:

Seorang penulis blog pribadi yang ingin curhat soal dunia digital yang semakin canggih dan penuh drama. Gak ingin viral cuma ingin membahagiakan keluarga.

Tinggalkan komentar